Penerapan Teknologi Pengasapan Ikan Secara Otomatis Pada Usaha Ikan Salai Di Kelurahan Lolong Belanti
DOI:
https://doi.org/10.30630/japepam.v2i1.15Keywords:
Pengasapan Ikan, Mikrokontroler, Sensor SuhuAbstract
Metode pengeringan ikan menggunakan panas matahari memerlukan waktu yang lama. Bila cuaca mendung maka pengeringan akan membuthkan waktu lebih lama lagi, bahkan jika hujan pengeringan tidak dapat dilakukan. Untuk mempersingkat waktu, dibutuhkan sumber panas lain yang dapat diatur temperaturnya yaitu dengan cara pengasapan. Tujuan dari pembuatan alat ini menggantikan peran pengeringan secara alami dengan cara pengasapan menggunakan alat berbentuk oven dan mengoptimalkan waktu serta tidak memelukan lahan yang luas untuk proses pengeringan. Pembuatan alat menggunakan system otomatis dengan mengendalikan dan mempertahankan suhu di dalam oven.
Pada alat ini dilakukan pengujian dengan 2 kondisi suhu, yaitu suhu rendah dengan range 40°C sampai 45°C dengan lama waktu pengasapan yaitu kurang lebih 4 sampai 5 jam, dan suhu tinggi yaitu 70°C sampai 75°C dengan lama waktu pengasapan yaitu kurang lebih 2 sampai 3 jam. Suhu dapat dipertahankan dengan cara menggerakkan katup bagian bawah oven secara otomatis berdasarkan suhu yang dibaca oleh sensor DHT22. Hasil yang didapat menjelaskan bahwa dengan suhu rendah dan suhu tinggi ikan yang dihasilkan sama-sama kering akan tetapi dengan suhu rendah daging ikan terasa lebih empuk dibandingkan pada suhu tinggi. Ikan pada suhu tinggi mampu bertahan atau tidak membusuk hingga 8 sampai 9 hari, sedangkan pada suhu rendah ikan bertahan hingga 7 hari.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Nadia Alfitri, Anton, Dedi Kurniadi, Efrizon, Tuti Angraini

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.