Peran Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak

Authors

  • Desi Handayani Politeknik Negeri Padang

DOI:

https://doi.org/10.30630/aista.v1i1.6

Keywords:

tax, zakat, Income tax

Abstract

Zakat and taxes are two expenses that must be met by Muslim taxpayers. But there is a thought when zakat is paid whether the tax must still be paid. Does it not cause a double burden for Muslim taxpayers. This concern is accommodated by the government by making zakat as deduction from taxable income. With a decrease in taxable income will certainly reduce the tax burden that must be paid. But there are still many ordinary people who do not know this. For those who already know, there are still many who have not used it, because there are still many of the taxpayers pay their zakat not through an amil zakat institution or agency established or legalized by the government. So that the income zakat paid cannot reduce the taxable income. This study aims to describe in a narrative way how zakat can be a deduction from taxable income by referring to the applicable laws and regulations. Based on the description, income zakat can be deducted from taxable income if it meets the requirements set by the government in the laws and regulations and supporting regulations. It is hoped that this research can be a medium of socialization for the community to take advantage of zakat as a deduction from taxable income. For the government to make a policy of zakat as a tax deduction as in a country where the majority of the population is Muslim.

References

Dewi, Nurfita Kusuma. (2021). Aspek Pajak dalam Zakat ASN. https://www.solopos.com/aspek-pajak-dalam-zakat-asn-1115853. 1 April 2021. Diunduh tanggal 28 Juli 2022.

Ghazali, Ruziah. (2007). Implikasi Zakat Terhadap Sistem Percukaian Negara. https://www.yumpu.com/id/document/read/15368114/implikasi-zakat-dalam-sistem-percukaian-negara-lembaga-zakat-. Diunduh pada tanggal 30 Juli 2022, pukul 15.38 wib.

Iskandar. 2019. Zakat Sebagai Pengurang Kewajiban Pembayaran Pajak: Adilkah Bagi Umat Islam? Jurnal Ius Civile. Vol. 3, No. 1, April 2019. Hal. 20-29.

Muktiyanto, Ali dan Hendrian. (2008). Zakat Sebagai Pengurang Pajak. Jurnal Organisasi dan Manajemen. Vol. 4. No. 2. September 2008. Hal 100-112.

Permana, Melissa Putri Adi. (2020). Menyinergikan Zakat dan Pajak. Dani Darussalam Tax Centre. 14 Januari 2020. https://news.ddtc.co.id/menyinergikan-zakat-dan-pajak-18389. Dinduh tanggal 27 Juli 2022.

Peraturan Dirjen Pajak. No. 6/PJ/2011. (2011). Pelaksanaan Pembayaran Dan Pembuatan Bukti Pembayaran Atas Zakat AtauSumbangan Keagamaan Yang Sifatnya WajibYang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto. Jakarta.

Peraturan Dirjen Pajak. No. 8/PJ/2021. (2021). Badan/Lembaga yang Dibentuk atau Disahkan Oleh Pemerintah yang Ditetapkan Sebagai Penerima Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto. Jakarta.

Peraturan Menteri Keuangan No. 254/PMK.03/2010. (2010). Tata Cara Pembebanan Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto. Jakarta.

Peraturan Pemerintah No. 60. (2010). Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto. Jakarta.

Suprayitno, Eko, et al. (2013). Zakat Sebagai Pengurang Pajak dan Pengaruhnya Terhadap Penerimaan Pajak Di Semenanjung Malaysia. INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan. Vol. 7, No. 1, Juni 2013.

Undang-Undang No 7. (2021). Undang-undang Harmonisasi Perpajakan. Jakarta.

Ihsan, H., & Septriani, Y. (2016). Accountability mechanisms for awqaf institutions: lessons learned from the history. Journal of King Abdulaziz University: Islamic Economics, 29(1).

Downloads

Published

2022-08-18

How to Cite

Handayani, D. . (2022). Peran Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak. Accounting Information System, Taxes and Auditing Journal (AISTA Journal), 1(1), 51–58. https://doi.org/10.30630/aista.v1i1.6